semuanya berawal dari rasa tidak suka. lalu berkembang menjadi kebencian. kebencian itu sebegitu dalam nya hingga sampai ke pori pori. pokoknya berubah menjadi rasa jijik.
apapun yang dia lakukan mulai mengganggu pandanganku. bahkan ketika ia tidak melakukan apa apa sekalipun. melihat wajahnya saja sudah muak.
tapi pepatah orang tua itu benar adanya.
diantara benci dan cinta hanya disekati oleh selembar tipis kertas tisu.
siapapun boleh menertawai kata kata itu. sebagian tidak percaya. sebagian meludahinya sebagai kata kata kosong yang tipikal. aku termasuk di sebagian orang itu. persetan, kataku waktu itu.
boro boro cinta,kepikiran bisa suka sama "orang itu" saja rasanya tidak mungkin.
tetapi waktu berjalan dengan cepat dan semuanya berubah dalam hitungan detik saja. semuanya berawal dari rasa simpati. lalu tumbuh menjadi rasa peduli. rasa peduli yang terus menuntunku untuk lebih memperhatikan dan mengenal nya. dan rasa itu,ketika aku benar benar di dekatnya,dalam arti yang "sebenarnya", aku merasakan ada perasaan nyaman yang menyiksa. perasaan yang membuatku ingin selalu bersamanya,perasaan aneh yang datang dan pergi. lalu kehadiran perasaan itu hadir lebih sering daripada nafasku. disitu aku mulai kehilangan diriku secara perlahan. dan pada suatu pagi ketika aku terbangun dari tidur yang tanpa mimpi, aku menyadari satu hal. bahwa aku sudah terlanjur mencintai nya.
Minggu, 13 Januari 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 respons:
Posting Komentar